Laman

Kamis, 09 Agustus 2012

Minum Kopi


Semua kisah selalu bertitik awal di musim apapun itu
Cinta itu tak lekang oleh apapun, bahkan oleh kita berdua di sini
Cinta ini berawal dari perjumpaan dua hati yang merendah
Membiarkan angin berbicara seraya menarik kita untuk berbagi
Saat itu, kicauan burung dan gemericik air menemani hati kita bercakap-cakap
Tentang CINTA dan masa depannya

CINTA tidak akan membiarkan air mata jatuh percuma
karena ia membutuhkan pengorbanan
bahkan pada apa yang paling berharga yang belum kita miliki
Ia memang sedikit memaksa
namun sesungguhnya paksaan itu ada karena kita kurang iklas mencintai
bertahan pada senja yang sebentar lagi malam
begitulah mahalnya harga CINTA

Bahkan matahari pun tidak sanggup memahami CINTA
karena matahati lah yang mampu memandangnya
semua rumput bersorak dalam keterinjakannya
dalam teriknya siang memacu stoma-ta
berulang kali kita bicarakan CINTA namum miskin makna

kemarilah para penambang CINTA
yang tidak mampu merangkai kata secara logis-sistematik
ketika berhadapan dengan keindahan tertinggi
Percayakan itu semua pada hatimu
karena ia lebih pandai dari otak Einstein atau tongkat Musa
Biarkan merka berbicara di senja ini
HATIMU dan CINTA
kirimkan kopi hangat untuk HATIMU
dan sebatang cerutu untuk CINTAMU
ekornya...senja yang sempurna.

 
 

Jumat, 13 Juli 2012

Anak2 Lupa Ibunya

Perjalanan penuh perjuangan do lorong buntu
bagaikan mengasinkan lautan bumi
terpenjara pada kesia-siaan...
oh, ibu bumi, terlalu muda aku memahamimu

Anak-anak muda mencari identitasnya di batok kepalanya
zaman memaksanya dan ia malu mengakui kelemahannya
ah, sulit sekali kah??
Sejatinya, Tidak! Karena kata-kata selalu dualistis: hampa atau bermakna.
Pilhlah yang bermakna karena itu syarat eksistensi diri.
mudah sekali, hanya retorikanya yang sulit..

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan, kata bung Ebiet.
Memang begitulah ungkapan orang di dunia sisi ketiga
yang menyaksikan bentrokan orang-orang yang peduli
dengan yang tidak.
Carilah, di mana dirimu berdiri
dan...apakah engkau masih bersuara atau merenung untuk bertukar posisi?

Yah..,ibu Bumi memang complicated
ia sebenarnya sederhana dan bersahaja
tapi manusia yang mempersulit dirinya untuk kembali ke pangkuannya
Ibu terus membelai namun dibalas dengan tuba
Ibu tabah, tidak marah, dan menyimpan semua perkara itu dalam hatinya!
Lihat saja: ibu manakah yang mengumbar2kan kejelakan bayinya?
atau yang mengutuk anaknya yang ngompol di pangkuannya?
Jika ada, barangkali dia sakit jiwa.

Oh, Ibuku
Ibu yang sejati
suaraku dan sahabat2ku kalah keras
meski teriakan kami baru saja memecahkan gendang telingan mereka!
Ibu maafkan anak2mu ini
yang melupakan air ketubanmu
Ibuuu.....jangan menangis...

Galur, 13 Juli 2012

Rabu, 20 Juni 2012

IBU KOTA
"Supaya kamu tahu! Kami ke sini, hanya karena kami pernah dilahirkan dari rahimmu...tidak lebih!!"
bukan karena belaian, apalagi cinta....
dimanakah cinta?
laksana mendatangi barang bekas
seraya menyesal memiliki Ibu sepertimu...
tragis-dramatis 

Yahhh...
Sepertinya, luka kalian tidak akan pernah sembuh
bahkan sampai dalam liang kubur pun ia tetap perih dan sakit
Aku paham betapa merananya kalian di masa itu
sehingga kalian pun menghapus sapaan "mama" di depan namanya

Kejamnya masa lalu tidak pernah sirna sekejap
seperti menulis di  bibir pantai tatkala surut
Pantas memang untuk membenci masa lalu
namun bila kalian benci, mengapa terus mengingat-ingatnya?

Cobalah untuk pahami lagi betapa merananya Ibu kalian
Sekarang ia seperti robot, yang tersisa hanyalah insting dan nafasnya
kalian bertanya dengan air mata, ia menjawab dengan tawa tanpa beban
kalian berharap sebuah pengertian, ia memberi mimpi dan ilusi

tapi,,,cobalah untuk mengerti
bukan tentang dia, tetapi tentang kalian sendiri

Bukankah CINTA itu memberi dan selalu memberi
selalu memaafkan dan mengampuni
rekonsilisasi lantas bersyukur atasnya?

Berikanlah CINTA yang tidak sempat ia berikan untuk kalian
Bukankah dengan begitu, kalian kaya akan CINTA?
lantas menyadari bahwa kalian telah dicintai?

Hai pemilik luka-luka masa lalu,
yang menyesal dilahirkan dari rahim Ibu seperti ini,
berdamailah dengan dirimu yang egois
Kamu mencari CINTA yg tidak ada pada Ibu kalian
dan kalian menemukannya...!!
Namun, CINTA macam apakah yg picik seperti itu
yang membalas luka dengan luka???

*Rumah Singgah, 19 Juni 2012
ketika Ibu dan "mama" terpisah jauh, bak langit dan bumi..

SepArAtOZT_BlAnK_**

Rabu, 30 Mei 2012

Bunda Maria
Tersungkur aku di hadapanmu Bunda
Aku tak sanggup berjalan sendiri
terlalu banyak hal yang mengacaukan pikiran ini
semuanya menuju yang terbaik
aku rindu akan kebahagiaan itu
tapi, tak sampai aku meraihnya
mendengarnya pun sulit

Bunda, ke dalam pangkuanmu aku meratap
berilah belaianmu untukku
bingung menentukan langkah
sesak nafas ini mencari sang Tuhan
seperti inikah pedang yang menenbus hatimu?
Bunda, doakanlah aku...

Rindu aku meninggalkan semua ini
demi berjumpa dengan Tuhan
namun aku mesti mengajak dahulu sekian banyak saudaraku
janganlah aku berjalan sendiri Bunda
sebab angin sepoi-sepoi basah itu dapat mencelakakan aku
Hadirlah bersamaku Bunda di via dolorosa hidupku

Lindungilah Orang tuaku
kakak dan adik
para sahabat dan pejuang kasih
semua saudara-saudari perindu kebahagiaan sejati
Amin.

dari SepraToszT__BlAnk_**

Jari & Tuts

Kebenaran Dalam Perjumpaan Ujung Jari dan Tuts 

Ini bukan sekadar permainan kata atau retorika alami
bukan juga realisasi fungsional lidah dan pernafasan
bukan juga tuntutan selera audien di balik head-phones Transjakarta
Ini perkara hati
yang kebanyakan profesor bisa menjadi sangat bodoh

kata-kata terucap mesti jujur dan tulus
jika tidak kilat dan petir akan menyambar seketika
benih-benih virusnya lebih ganas dari Human immunodeficiency Virus
sementara dapat dipendam, tapi anak cucu dapat menyaksikan penderitaannya

Bukan juga sekadar pengalaman indah masa lalu
jika tidak ada kata maaf untuk masa lalumu, hantulah ia kini
Jangan berdiri atau minum air sebelum mulut hati nuranimu berbicara
Memang keputusan ada di tanganmu namun tetaplah berjaga-jaga
Tivi berkata: mulutmu, harimaumu!


Jangan lupakan masa lalu sekalipun itu berat untukmu di masa sekarang
sesewaktu anak-anak kita akan kagum pada kita
Masa lalu itu harta: berharga dan hanya milikmu saja.
Jagalah dia agar jangan ada orang yang mencurinya!
Banyak yang gagal menjaga masa lalunya
lantas, mereka menyimpulkan hidup ini dengan timpang
seperti mengerjakan paper tanpa pengantar namun punya penutup.

Bagilah ceritamu untuk sahabat-sahabat terpercaya
karena tidak semua dari mereka dapat dipercaya
Jangan ragu mengungkapkan rasa, karena itu subjektif
kadang-kadang objektif...hahaa
Ceritamu mungkin menjemukkan tapi teruslah bercerita
seperti rangkaian tulisan ini yang kacau makna
ini hanya ungkapan Kebenaran tiap-tiap jari di atas tuts
terapkan metode mozaik untuk memahaminya
Demikian pula rumitnya hati kita....
hanya itu...hati kita rumit untuk dipahami!

SeparaTosz_BlAnK__**

Sabtu, 26 Mei 2012

puisiku hehe..Separtozz_blAnkz**

Semu
Bayangan di balik tembok hati
tak terlihat angin semilir menerobos pori-pori
Aku duduk sendiri
menanti puntung Mild ini habis termakan api
seperti rasa ini yg harus kubakar
agar visi tak mendua

Bayangan di balik tembok hati
kuukir namamu lalu kuhapus
kutulis dan kuhapus lagi
begitu seterusnya..
Begitulah akspresi penyangkalan
menepis rasa namun ia terlalu kuat

Bayangan di balik tembok hati
sepi memang sangat berbahaya
sementara hening dan sepi dapat compatible (?)
gawat, ini bukan kesepian!!

Bayangan di balik tembok hati
memeras pikiranku hingga tak ada tetesan tersisa
rindu aku membelai wajahmu
begitu rindunya sampai tembok hati ini kubelai
(tokhh) kepalaku ditoki sama om Dorus
aku terjaga dan segera tidur lagi
Semua itu kurang berguna.

Saudara-saudara,
semua yang namanya banyangan pasti bersifat semu
bukalah buku Fisikamu bila tak percaya.

Salam kesemuan..###

Selasa, 03 April 2012

 









Terakhir
Salib tertancap. Kokoh. Megah. Sempurna…
Matahari semakin tenggelam. Sosok tubuh tergantung kaku. Darah kering. Daging pucat menyatu kayu salib. Hening,,tak ada suara cercaan. Satu per satu mereka meninggalkan Tubuh itu. Terakhir sang Bunda pergi. Berat tinggalkan panggung. Air mata habis. Tenggorokan kering meratap hari duka. Semua pulang.

Kini,,,tinggalaku sendiri di bawah salibNya. Takut aku memandang wajahNya. Bingung. Apakah aku juga harus pulang?? Tidak! Tunggu sebentar! Aku mengangkat wajahku. Pelan-pelan. Kupandang raut mati.
Aku mau bertanya: Apa maksudmu: Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat??? Siapakah “mereka”???

Guntur menggelegar di barat. Ledakan matahari, jatuh dan hancur lebur ditelan bumi. 

Aku harus pulang…menjadi yang terakhir! 

[padua, pekan suci 2012]
 










Malam Tanpa Suara
Untuk pemain kecapi 
pengiring tidurku
...setiap malam...kemarin...tidak lagi sekarang.

Malam tanpa suara
Tak ada lagi getaran
terbaring sendiri tak tersapa
malam hanyalah garis waktu
bak tak makna lagi

Satu kata salam penyejuk
ditengah malam gerah
kemarin biasa kudengar
kini, hanya cahaya lampu yg menemani

Malam tanpa suara
Di balik kisi2 jendela
hujan turun tanpa irama pasti
dulu...ada suara syahdu menepisnya
tapi, kini melodi hujan layaknya shymphony 9
karya emas musisi irrasional...

Malam tanpa suara
seperti berbaring di Dataran Siberia
rasanya sepi mencekam
menunggu ajal tanpa pernah mengecap asin lautan
selain kemilau permukaan Baikal
teduh dan hening

Malam tanpa suara
Nyanyian Aborigin tak menggetarkan gendang telingku
bunyi seruling Pak Santo pun tidak
suara itu terus terngiang
hanya terngiang...tidak lebih

Malam tanpa suara
hilang tersapu angin Pantai Selatan
Kupinta bulan untuk membantu
meski bukan memantulkan suara itu lagi
Barangkali menjadi tempat tatapan rindu itu bertemu

Malam tanpa suara
aku mencoba kembali ke gerbang Kamboja 22
mencoba mengasah asa yg lahir di sana
meski semilir angin Merbabu membisikan suara itu
aku yakin,,,kini itu tinggal suara

Malam tanpa suara
Semoga Hyang Ilahi memberimu damai....
wahai pemain kecapiku

Padua, akhir Februari 2012