Dilema Hidup
(bagi yang suka berfilsafat.
Tentang salah satu situasi batas manusia: kematian)
Setiap detik adalah penghabisan
Makin banyak, makin mendekatlah ketidakpastian itu
Akal tak mampu mendahuluinya
Semua hanya spekulasi belaka
Tak ada kepastian selain ketidakpastian itu sendiri
Takut? Ya…karena tidak tahu.
Bunga itu
Indah dalam sekilas padang
Hilang makna ditelan waktu
Ia layu, gugur, dan musnah
Anak cucuku tidak sempat menikmatinya
Bahkan mungkin saat usia tuaku
Siapa yang hilang
Siapa yang bertahan
Siapa yang nanti mengatakan bahwa ada yang hilang
Aku? Sesuatu yang lain? atau segala sesuatu selain aku
Batas yang jelas dan sadis
Ia pisahkan keutuhan kasih antara jiwa dan tubuh
Batas itu adalah detik terakhir manusia
Tubuhku semakin tua dan…pasti mati
Jiwaku semakin lama hidupnya
Ia awet tak termakan usia
Tapi punya kecemasan
Jiwaku mati? Aku tak tahu…karena aku belum mengalaminya
Berbahagialah para mayat!
Karena mereka sudah tahu
Tentang apa yang tidak dapat dipastikan oleh rumusan akal budi
Para filsuf, pencari kebijaksanaan, sekalipun…
Untuk realitas akhir ini, Tuhan sendiri pun ketakutan
Ini sebuah keraguan karena ketidakpastian
Tak ada kesempatan
Bila ingin mengetahuinya, mudah saja….
Habiskan saja nyawamu sendiri
Kerinduan akan terpenuhi, tapi…
Tak ada pintu untuk kembali
Padua, Akhir Tahun 2009
puitis dan abstrak...
BalasHapus