Laman

Selasa, 03 April 2012

 









Terakhir
Salib tertancap. Kokoh. Megah. Sempurna…
Matahari semakin tenggelam. Sosok tubuh tergantung kaku. Darah kering. Daging pucat menyatu kayu salib. Hening,,tak ada suara cercaan. Satu per satu mereka meninggalkan Tubuh itu. Terakhir sang Bunda pergi. Berat tinggalkan panggung. Air mata habis. Tenggorokan kering meratap hari duka. Semua pulang.

Kini,,,tinggalaku sendiri di bawah salibNya. Takut aku memandang wajahNya. Bingung. Apakah aku juga harus pulang?? Tidak! Tunggu sebentar! Aku mengangkat wajahku. Pelan-pelan. Kupandang raut mati.
Aku mau bertanya: Apa maksudmu: Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat??? Siapakah “mereka”???

Guntur menggelegar di barat. Ledakan matahari, jatuh dan hancur lebur ditelan bumi. 

Aku harus pulang…menjadi yang terakhir! 

[padua, pekan suci 2012]
 










Malam Tanpa Suara
Untuk pemain kecapi 
pengiring tidurku
...setiap malam...kemarin...tidak lagi sekarang.

Malam tanpa suara
Tak ada lagi getaran
terbaring sendiri tak tersapa
malam hanyalah garis waktu
bak tak makna lagi

Satu kata salam penyejuk
ditengah malam gerah
kemarin biasa kudengar
kini, hanya cahaya lampu yg menemani

Malam tanpa suara
Di balik kisi2 jendela
hujan turun tanpa irama pasti
dulu...ada suara syahdu menepisnya
tapi, kini melodi hujan layaknya shymphony 9
karya emas musisi irrasional...

Malam tanpa suara
seperti berbaring di Dataran Siberia
rasanya sepi mencekam
menunggu ajal tanpa pernah mengecap asin lautan
selain kemilau permukaan Baikal
teduh dan hening

Malam tanpa suara
Nyanyian Aborigin tak menggetarkan gendang telingku
bunyi seruling Pak Santo pun tidak
suara itu terus terngiang
hanya terngiang...tidak lebih

Malam tanpa suara
hilang tersapu angin Pantai Selatan
Kupinta bulan untuk membantu
meski bukan memantulkan suara itu lagi
Barangkali menjadi tempat tatapan rindu itu bertemu

Malam tanpa suara
aku mencoba kembali ke gerbang Kamboja 22
mencoba mengasah asa yg lahir di sana
meski semilir angin Merbabu membisikan suara itu
aku yakin,,,kini itu tinggal suara

Malam tanpa suara
Semoga Hyang Ilahi memberimu damai....
wahai pemain kecapiku

Padua, akhir Februari 2012